Senin, 23 Januari 2023

Saatnya Meraih Simpati

 

"Pak Tengku!!" 

Sebuah panggilan untukku menyadarkankanku dari lamunan panjang di antrian kasir salah satu mini market berjejaring di seluruh Indonesia itu.

"Ya, buk" jawabku kepada seorang ibu yang rupanya dari tadi memandang ke arahku. Netraku mencoba berkoordinasi dengan fikiranku untuk menelaah siapa sosok ibu ini. Dari caranya memanggilku jelas ia sangat mengenalku. Tapi otakku tak juga bisa menerjemahkan siapa yang ada dihadapanku ini.

"Mau kemana pak?" tanyanya lagi dengan logat khas salah satu etnik di Sumatera seraya mendekat kepadaku.

"Mau ke Pekanbaru, buk" jawabku dengan ramah.

Pembicaraan kamipun berlanjut dengan akrab. Yang bisa aku tangkap dia adalah seorang mantan legislatif, dan untuk menyenangkan hatinya aku panggil dia dengan panggilan "Ibu Dewan". Dari pembicaraan itu pula aku tahu sebenarnya ia tak mengenalku, ia hanya mengenalku dari papan nama yang terpasang di dada kananku. Ia bercerita bahwa ia akan mencalonkan lagi di pileg 2024 dari perahu yang berbeda.

Orang-orang di sekitar kami memandang kami, mungkin takjub dengan keakraban kami. Dalam hatiku berkata "Kalian tak tahu saja bahwa kami tak saling mengenal sebelumnya, dan ibuk ini sedang mencoba untuk meraih simpati". (tif)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saatnya Meraih Simpati

  "Pak Tengku!!"  Sebuah panggilan untukku menyadarkankanku dari lamunan panjang di antrian kasir salah satu mini market berjejari...